BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar
tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi
lemah di atas kebongan, khianat serta perbuatan curang. Karena mulianya orang
yang jujur, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia, kejujuran harus
ditegakkan meskipun berat dan susah. Ungkapan tentang “orang jujur akan hancur”
merupakan keliru. Allah SWT menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini
merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran
dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan
ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya
sesuatu yang tidak dikatakan.
Akan tetapi, saat ini kejujuran dalam penerapan kehidupan
sehari-hari masih kurang seperti perilaku mencontek yang seolah lazim bagi
anak-anak dibangku sekolah.
B. Tujuan
1. Menambah wawasan baru mengenai
pentingnya sikap kejujuran dalam berprilaku.
2. Menguatkan sifat kejujuran dengan
didukung dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang jelas.
3. Melaksanakan tugas makalah Pendidikan
Agama Islam.
C. Rumusan
Masalah
1. Seberapa penting dan utamanya
berperilaku jujur ?
2. Ada berapa macam bentuk kejujuran ?
3. Apakah akibat dari perilaku
berbohong ?
4. Bagaimana hikmah dari perilaku jujur
?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perilaku Jujur
Dalam bahasa Arab, jujur merupakan
terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata
lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur
merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan
benar atau sesuai dengan kenyataan.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa
adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak
sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula yang berpendapat bahwa jujur itu
tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur
berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu
berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau
jujur, tetapi kalau tidak maka dikatakan dusta.
B. Pentingnya
Perilaku Jujur
Sifat jujur merupakan tanda
keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut.
Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan
kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan
selamat dari segala keburukan.
Syari’at Islam mengajarkan kepada
umatnya untuk berbuat jujur dalam segala keadaan, walaupun secara lahir
kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT telah berfirman dalam
Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
Artinya : “ Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan
jika kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (
Q.S. An- Nisaa’ :
135 ),.
Allah selalu
memerintahkan kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan
maupun ucapan, sebagaimana firman-Nya :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩ ,
Artinya : “Hai orang-orang yang
beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar” ( Q.S. At-Taubah : 119 )
Kejujuran
itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang yang melakukan
suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika berani
mengatakan “tidak” untuk korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi
korupsi, bukan malah hanya mengatakan tetapi ia sendiri melakukan korupsi.
Kejujuran merupakan
ciri-ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat orang yang
munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad
saw. Bersabda “Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta,
apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim)
,
Allah Swt. Menegaskan
bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu
menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).
قَالَ
ٱللَّهُ هَٰذَا يَوۡمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدۡقُهُمۡۚ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي
مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ
وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١١٩
Artinya : “Allah berfirman: "Ini adalah suatu
hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka
surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling
besar" ( Q.S al-Maidah : 119 )
C. Keutamaan
Perilaku Jujur
Kedudukan
sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi, yakni Nabi
Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah
وَوَهَبۡنَا
لَهُم مِّن رَّحۡمَتِنَا وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ لِسَانَ صِدۡقٍ عَلِيّٗا ٥٠
Artinya : “Dan Kami anugerahkan kepada mereka
sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi
tinggi” ( Q.S. Maryam : 50 )
Dan Ismail dipuji karena
jujur, sebagaimana firman Allah :
وَٱذۡكُرۡ
فِي ٱلۡكِتَٰبِ إِسۡمَٰعِيلَۚ إِنَّهُۥ كَانَصَادِقَ ٱلۡوَعۡدِ وَكَانَ رَسُولٗا
نَّبِيّٗا ٥٤
Artinya : “Dan ceritakanlah (hai
Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang
rasul dan nabi” ( Q.S Maryam : 54 )
Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur.
Karena kejujuran merupakan akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya
kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya : “ Dari Abdullah ibn
Mas’ud, dari Rasulullah saw. Bersabda. “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada
kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…” ( HR. Bukhari )
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga
tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki
kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba
akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Orang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya.
Contoh
yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Di percaya oleh
Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad saw akan mendapatkan keuntungan
lebih besar lagi dan tentu saja apa yang dilakukan Nabi akan mendapat
kemudahan.
Sebaliknya, orang yang tidak jujur
atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya. Orang yang pernah
berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi kebohongan yang diperbuat,
dia harus berbuat kebohongan lagi.
Kejujuran
berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya.
Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi
was-was.
Kegundahan
hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-tummpuk beresiko menjadi penyakit.
D. Macam-Macam
Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :
1. Shidq Al-Qalbi (Jujur dalam
niat dan kehendak), yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang
dalam rangka menaati perintah Allah Swt, dan ingin mencapai rida-Nya. Jujur
sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
Rasulullah Saw. Bersabda,
“Ingatlah, dalam tubuh itu ada
segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh. Dan bila ia rusak,
rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati).” (HR. Bukhari)
2. Shidq Al-Hadits (Jujur
dalam ucapan), yaitu memberikan, yaitu memberikan sesuatu sesuai dengan
realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at
seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan,
semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur
dan, dianjurkan menghindari kata-kata sindiran Karena hal itu sepadan dengan
kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat
tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan
merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang diantara macam-macam
kejujuran.
3. Shidq Al-Amal (Jujur dalam
perbuatan), yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda
antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang di ridhai Allah Swt, dan
melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.
Orang jujur tentu akan sejalan dengan semua kebaikan dan
sebagai penegak segala kebagusan, sedangkan kebaikan itu adalah jalan menuju ke
syurga, bahkan kebajikan itu sebagai kunci masuk syurkan, kunci tersebut tak
lain untuk membuka syurga, sebagaimana firman Allah :
إِنَّ
ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِي نَعِيمٍ ٢٢ عَلَى
ٱلۡأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ ٢٣ تَعۡرِفُ فِي وُجُوهِهِمۡ نَضۡرَةَ ٱلنَّعِيمِ
٢٤ يُسۡقَوۡنَ مِن رَّحِيقٖ مَّخۡتُومٍ ٢٥
خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٞۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ ٢٦
Artinya : “Sesungguhnya orang yang
berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga). mereka
(duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh
kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya).
layaknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.”
(Q.S Al-Mutoffifin : 22-26)
4. Shidq Al-Wa’d (Jujur bila
berjanji), janji membuat kita selalu berharap. Janji yang benar membuat kita
bahagia. Janji palsu membuat kita selalu was-was. Maka janganlah memperbanyak
janji (namun tidak ditepati) karena Allah Swt, sangat membenci oran-orang yang
selalu mengingkari janji. Sebagaimana dalam firman-Nya .
وَأَوۡفُواْ
بِعَهۡدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمۡ وَلَا تَنقُضُواْ ٱلۡأَيۡمَٰنَ بَعۡدَ
تَوۡكِيدِهَا وَقَدۡ جَعَلۡتُمُ ٱللَّهَ عَلَيۡكُمۡ كَفِيلًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ
يَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ ٩١
Artinya : “Dan tepatilah perjanjian
dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan
sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan
Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat” (Q.S.
An-Nahl : 91)
وَلَا
تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ
أَشُدَّهُۥۚ وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسُۡٔولٗا ٣٤
Artinya : “Dan janganlah kamu
mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat)
sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya” (Q.S. Al-Israa :
34)
5. Shidq Al-Haal (Jujur dalam
kenyataan). Orang mukmin hidupnya selalu berada di atas kenyataan. Dia tidak
akan menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia tidak pernah memaksa orang
lain untuk masuk kedalam jiwanya. Dengan kata lain, seorang mukmin tidak hidup
berada dibahawah bayang-bayang orang lain. Artinya, kita harus hidup sesuai
dengan keadaan diri kita sendiri.
Merealisasikan
kejujuran adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, ada kalanya pula menjadi
kuat.
,
E. Petaka
Kebohongan
Betapa berbahayanya sebuah kebohongan, kebohongan akan
mengantarkan pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Ketika
seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran
untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya
itu telah membawa kepada apa yang telah dikhianatinya itu.
فَمَنۡ
حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ
نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا
وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰذِبِينَ
٦١
Artinya : “Siapa yang membantahmu
tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah
(kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu,
isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian
marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah
ditimpakan kepada orang-orang yang dusta” (Q.S
Ali-Imran : 61)
وَمَا
كَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَغُلَّۚ وَمَن يَغۡلُلۡ يَأۡتِ بِمَا غَلَّ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَٰمَةِۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ
١٦١
Artinya : “Tidak mungkin seorang
nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat
dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa
apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan
tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak
dianiaya” ( Q.S Ali-Imran : 161 )
Dalam
hadits Rasulullah Saw mengingatkan :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra.,
dia berkata ; Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang kepada manusia
tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan,
sedangkan orang yang jujur malah didustakan,
pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai
pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan
masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٢ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ
ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٣
Artinya : “Wahai orang-orang yang
beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)
Syaikh
Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan
baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh
perubahan keadaan, baik susah maupun senang.
,
F. Hikmah
Perilaku Jujur
Beberapa hikmah yang dapat dipetik
dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan enak dan hati
tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui
kebohongannya karena memang tidak berbohong.
ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ
تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S. Ar-Ra’d : 28)
2.
Mendapat kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan
bahaya.
۞فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى ٱللَّهِ وَكَذَّبَ
بِٱلصِّدۡقِ إِذۡ جَآءَهُۥٓۚ أَلَيۡسَ فِي جَهَنَّمَ مَثۡوٗى لِّلۡكَٰفِرِينَ ٣٢
وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ
٣٣ لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمۡۚ ذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٤
لِيُكَفِّرَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ أَسۡوَأَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ وَيَجۡزِيَهُمۡ
أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ ٱلَّذِي كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٣٥
Artinya : “Maka siapakah yang lebih
zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan
kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat
tinggal bagi orang-orang yang kafir. Dan orang yang membawa kebenaran
(Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka
memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah
balasan orang-orang yang berbuat baik. Agar Allah akan menutupi (mengampuni)
bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas
mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. az-Zumar : 32-35)
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt.
Dan rasul-Nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah
jika ada wujud amal dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya
memperlihatkan sesuatu apa-adanya, tidak berbuat basa basi , tidak
membuat-buat, tidak menambah atau mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai
kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat dan Allah selalu
membalas perbuatan dengan ganjaran yang setimpal.
B. Pesan
Mari mulai jujur untuk diri sendiri, kejujuran membuat hati
menjadi tenang. Kami sangat berharap untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun . Kami ucapkan terimakasi pada pembaca sekalian, kemampuan kami tidak
apa-apa tanpa dukungan sekitar, guru, dan ridha Allah Swt.
DAFTAR
PUSTAKA
homeworkapw.blogspot.co.id/2013/09/makalah-sifat-terpuji-jujur_6860.html?m=1
Kementrian
Pendidikan dan, Kebudayaan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta.
2014
ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-jujur-da,lam-perkataan-dan.html?m=1
https://rahmatikhsan78.wordpress.com (diakses
Tgl.28-12-2017
Semoga Materi di atas bermanfaat bagi semua ,Sumber Link tertera di atas Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima Kasih Untuk Sahabat Bloger yang tertera link di atas , sekian dari saya Wassalammualaikum Wr.Wb
Semoga Materi di atas bermanfaat bagi semua ,Sumber Link tertera di atas Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima Kasih Untuk Sahabat Bloger yang tertera link di atas , sekian dari saya Wassalammualaikum Wr.Wb
No comments:
Post a Comment